Posted in Catatan Naylaa

HIDUP SEHAT ALA ANAK RANTAU


Pada ahad malam kemarin, teman-teman kemuslimahan FORMMIT menggelar kajian kemuslimahan (KAMUS) pertama untuk musim summer ini di kampus NTUST. Tema yang diangkat kali ini benar-benar khas teman-teman, yaitu bagaimana sehat ala anak rantau. Maklum, semua tinggal jauh dari kampung halaman.

Berbicara tentang makan, pembicara kali ini, Kiswah, memulai dengan melihat bagaimana status gizi teman-teman muslimah NTUST. Kami diminta untuk menghitung status gizi kami berada dalam kondisi Normal, Kurang Gizi, Mendekati Obesitas, atau malah masuk Obesitas.

IMG_5535

Buat teman-teman yang ndak ikut kajiannya, cara menghitungnya ada beberapa macam. Yang pertama kalau menggunakan rumus BMI DepKes, kita hitung BB/(TBXTB) dalam satuan kg/m2. Jika angka yang keluar adalah rentang 18.5-25 maka teman-teman boleh senang. Jika kurang atau lebih bagaimana? eits harus waspada nih. Jika <18.5 berarti teman-teman dikatakan berstatus kurang gizi. Sedang jika lebih berarti masuk status kelebihan gizi. Dan kalau lebih dari 28/29 teman-teman tergolong obesitas. Bahaya! 😀

IMG_5550

#Hasil saya ‘menculik’ note singkat milik si pemateri 😀

IMG_5548

Setelah memperhatikan status gizi kita, tidak lupa kita perlu melihat bagaimana kondisi makanan, aktivitas, dan olahraga kita. Untuk makanan sendiri kita perlu mengevaluasi, sudah belum sih kita mencukupi kebutuhan sehari-hari 4 sehat 5 sempurna, mencukupi karbohidrat, lemak, protein, dan sebagainya? Dalam kondisi kekurangan pemenuhankah atau terlalu terpenuhi? Selain itu kita juga perlu melihat bagaimana aktivitas kita dan olahraga yang kita lakukan. Apakah aktivitas yang kita lakukan cenderung aktivitas yang mengeluarkan banyak energi sehingga asupan makanan yang masuk kategori pantas untuk berlebih dari pada yang hanya duduk di depan komputer. Dan untuk menyeimbangkan keduanya, kita juga perlu melihat sudahkah kita melakukan olahraga dengan rutin dan benar? #PR yang membuat saya ingin lari, hehe.

Nah, pemateri yang didatangkan langsung dari kampus sebelah, Taipei Medical University ini juga mewanti-wanti kita agar kita memperhatikan banyaknya makanan kaya pengawet yang beredar di sekeliling kita. Ambil contoh, makanan mie instan. Berbeda dengan mie instan yang ada di taipei dengan jangka waktu pengawetan tidak terlalu lama, mengindikasikan bahwa bahan pengawet (seperti Na) yang digunakan tidak terlalu banyak dibandingkan produk mie instan dari indonesia. Untuk jenis mienya saya tidak perlu menyebut merk ya. Ketika memakan, pastikan jumlah pengawet yang kita makan. Untuk mie instan sendiri produk indonesia ketika di cek kemarin, asupan Na yang disajikan untuk 1 bungkus mie tersebut sudah memenuhi kebutuhan Na untuk 1 hari! Buat teman-teman penyeduh mie atau mie lovers, silakan mulai sekarang dihitung sendiri ya.

 

Nah, itu baru satu jenis zat yang dicuplik. Bagaimana dengan yang lain? Bagaimana jika ternyata kita melihat badan kita dalam kondisi berlebih zat? Ya, dimana-mana sejatinya kondisi berlebih atau kekurangan itu tidak baik. Tapi kita bisa menyeleksi sendiri mana saja zat yang jika berlebih akan dibuang langsung oleh badan, atau mana yang malah ditumpuk oleh badan.

Ok, selamat hidup sehat ya ! ^_^b

Author:

.: Even though there is no one understand, you still have Allaah. You still have places for sujood :.

2 thoughts on “HIDUP SEHAT ALA ANAK RANTAU

  1. aseeekkk masuk blognya blogger aktif :3
    non, IMT nya itu kalo masih >25 belum sampe obesitas, masih overweight. kalo >30 baru masuk obesitas 😀

    makasih yaa sudah di reportase-in :3

    1. ok pemirsa, pematerinya datang. #jreng2 ~
      hehe, sekalian share ilmu, kalau ndak d tulis nanti ndak jadi reminder diri sendiri jg 😀
      eh ada yang kurang pas ya? oiya nila nulisnya 28/29 y? hehe, matur nuwun sudah d betulkan bu pemateri. jadi malu. hehe..
      itu sebenarny masih banyak yang belum tak tulis lanjutannya. monggo kalau mau d tambahkan juga #eh 😀

Leave a comment